Tulisan Terkini Blog Saya

  • 窓の後ろに私の愛 - 窓の後ろに私の愛、 上品で、彼女を決定するにはもし彼女が、私もある私の愛、私は本の中で保管彼女を読む文章では、そわそわエッジの詩私は月に彼女の顔を与えられた私の愛、 彼女 意味
  • Angkatan 2005 di Facebook. - Biographers yang nongkrong di Facebook, sekarang bisa gabung ama grup alumni SMA Negeri 1 Karawang Angk '05. O ya, kalo entar Biographers yang gabung di Fa...

Hasil Lengkap Piala Oscar

Academy Awards 2009
Slumdog Millionaire Jawara!

Slumdog Millionaire sapu bersih delapan piala Oscar. Siapa lagi yang berhasil bawa pulang penghargaan film paling bergengsi ini?

Meski dibintangi oleh aktor dan aktris asal India dan nggak didukung satupun nama besar Hollywood, Slumdog Millionaire ternyata bisa memborong delapan piala Oscar dari 10 kategori yang dinominasikan. Penghargaan itu termasuk untuk kategori sutradara terbaik (Danny Boyle), sinematografi terbaik, dan film terbaik.

Seperti udah diprediksi banyak pihak, Heath Ledger keluar sebagai juara di kategori Best Supporting Actor. Piala ini diterima oleh kedua orang tua Heath serta adiknya, Kate Ledger, yang bersama-sama naik ke atas panggung. Nantinya, piala Oscar milik Heath akan diberikan kepada Matilda Ledger (3), anak tunggalnya, setelah Matilda berusia 18 tahun.

Setelah enam kali masuk nominasi Oscar tapi belum pernah menang, Kate Winslet tahun ini akhirnya berhasil membawa pulang piala emas sebagai Best Actress untuk perannya di film The Reader. Sedangkan piala untuk Best Actor diraih oleh Sean Penn lewat film Milk.

Ini dia daftar lengkap pemenang Academy Awards 2009.

Best Motion Picture of the Year
Slumdog Millionaire (2008) - Christian Colson

Best Performance by an Actor in a Leading Role
Sean Penn for Milk (2008)

Best Performance by an Actress in a Leading Role
Kate Winslet for The Reader (2008)

Best Achievement in Directing
Danny Boyle for Slumdog Millionaire (2008)

Best Performance by an Actress in a Supporting Role
Penélope Cruz for Vicky Cristina Barcelona (2008)

Best Performance by an Actor in a Supporting Role
Heath Ledger for The Dark Knight (2008)

Best Animated Feature Film of the Year
WALL·E (2008) - Andrew Stanton

Best Writing, Screenplay Based on Material Previously Produced or Published
Slumdog Millionaire (2008) - Simon Beaufoy

Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen
Milk (2008/I) - Dustin Lance Black

Best Foreign Language Film of the Year
Okuribito (2008)(Japan)

Best Achievement in Music Written for Motion Pictures, Original Song
Slumdog Millionaire (2008) - A.R. Rahman, Sampooran Singh Gulzar("Jai Ho")

Best Achievement in Music Written for Motion Pictures, Original Score
Slumdog Millionaire (2008) - A.R. Rahman

Best Achievement in Editing
Slumdog Millionaire (2008) - Chris Dickens

Best Achievement in Sound
Slumdog Millionaire (2008) - Ian Tapp, Richard Pryke, Resul Pookutty

Best Achievement in Sound Editing
The Dark Knight (2008) - Richard King

Best Achievement in Visual Effects
The Curious Case of Benjamin Button (2008) - Eric Barba, Steve Preeg, Burt Dalton, Craig Barron

Best Documentary, Short Subjects
Smile Pinki (2008) - Megan Mylan

Best Documentary, Features
Man on Wire (2008) - James Marsh, Simon Chinn

Best Short Film, Live Action
Spielzeugland (2007) - Jochen Alexander Freydank

Best Achievement in Cinematography
Slumdog Millionaire (2008) - Anthony Dod Mantle

Best Achievement in Makeup
The Curious Case of Benjamin Button (2008) - Greg Cannom

Best Achievement in Costume Design

The Duchess (2008) - Michael O'Connor

Best Achievement in Art Direction
The Curious Case of Benjamin Button (2008) - Donald Graham Burt, Victor J. Zolfo

Best Short Film, Animated
Maison en petits cubes, La (2008) - Kunio Katô

Hope, hope, hope...never ending!

Kalo dipikir, terlalu banyak keinginan yang diharapkan terwujud. Ga salah sih memelihara harapan, yang susah itu kalo yang diharapkan bertolak belakang dengan kenyataan, singkatnya, ga realistis.
memelihara harapan, bisa jadi motivasi bagus buat dapat kesuksesan. masalahnya, kesuksesan ga bergantung sama harapan dan harapan ga bisa menjamin kesuksesan. dan dalam beberapa hal memelihara harapan adalah sebuah kesalahan. ketika harapan malah menibulkan perasaan kecewa yang berlebihan. dalam beberapa kasus,dapat menimbulkan rasa frustasi yang berat hingga kemudian menimbulkan perasaan gagal yang berlebihan. yang lebih ekstrim lagi, dapat menimbulkan gejala stress berat.
jadi, mestikah berhenti berharap?
berhenti berharap bukan merupakan solusi, melainkan tidak lebih dari cerminan keputus asaan. dalam tribute to Has Sanjaya, gw pernah menulis (yang dikutip dari perkataan Has -ayahku)
"Kita tidak bisa mengharapkan keinginan-keinginan itu terwujud, tapi kita bisa memperjuangkannya supaya benar-benar terwujud"
so, jangan berhenti berharap, dan jangan pernah berhenti berjuang mewujudkan harapan-harapan itu...

Guru lawan Google

Masa kalah sama Google...!!



R Arifin Nugroho

”It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change." (Charles Darwin)

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan telah menjadi pilar utama penyempurnaan hidup di muka bumi. Akibatnya, berbagai perubahan harus selalu terjadi setiap saat.

Sesuai pernyataan Charles Darwin, jika manusia tidak ingin mengalami kepunahan, mereka harus memiliki sifat adaptif. Dalam menjalankan proses adaptasi tersebut diperlukan efektivitas untuk merespons perubahan.

Akibat perilaku yang harus adaptif ini muncul teknologi komunikasi yang mampu melintasi sekat ruang dan waktu. Perubahan di dunia dapat diketahui lewat sebuah laptop hanya dalam hitungan detik.

Agen pendidikan

Salah satu teknologi canggih yang mampu memfasilitasi ilmu pengetahuan adalah Google. Google yang lahir dari pertemuan tidak sengaja antara Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1995 telah membalikkan sekat keterbatasan informasi.

Embrio search engine yang diberi nama BackRub, pada tanggal 7 September 1998 berkembang sempurna menjadi Google. Mesin pencari supercanggih ini dapat mencari sebuah istilah hanya dalam satuan detik yang tersaji dalam jutaan situs internet.

Di dunia pendidikan, search engine ini mampu mengubah jejaring pemikiran para pelaku pendidikan. Seorang siswa dapat searching seluas-luasnya untuk mengeksplorasi sebuah pengetahuan baru. Dari mencari arti kata, materi pelajaran, sampai teknologi yang terkini dapat digali dengan mudah.

Banjir informasi menjadi fenomena yang sangat indah untuk dinikmati. Pemahaman tentang sebuah materi pelajaran pun terolah dengan lebih baik. Siswa tidak lagi harus mengeluarkan banyak biaya untuk membeli berbagai judul buku. Cukup klik dan dapat!

Para pendidik juga tidak ketinggalan atas kehebatan teknologi mesin pencari ini. Dari pencarian silabus, soal ulangan, sampai artikel ilmiah terbaru dapat diakses dengan mudah. Transfer ilmu pengetahuan antara guru dan siswa dapat berjalan dengan efektif. Libido ilmu pengetahuan yang selama ini terkekang sekarang dapat tersalurkan dengan nyaman.

Lebih dari Google

Suatu saat pernah seorang guru menjadi merah padam di depan kelas akibat Google ini. Pagi itu seorang siswa sudah ”sarapan” dengan mengakses perkembangan teknologi terbaru melalui fasilitas Google.

Kebetulan, materi pelajaran hari itu berhubungan dengan teknologi terkini yang ia temukan. Singkat cerita, di dalam kelas, siswa mencobai gurunya dengan bertanya seputar teknologi terbaru itu. Guru yang tadi pagi hanya sarapan nasi dan tempe itu akhirnya menjawab sekenanya, dan ternyata salah. Ia pun tergagap di depan kelas karena ditertawakan para murid akibat kesalahan yang ia lakukan.

Sekelumit gambaran tadi menunjukkan pentingnya seorang guru untuk selalu meng-up grade diri. Siswa masuk kelas bukan lagi dengan tidak bermodal, tetapi telah penuh dengan fantasi dan eksplorasi ilmiahnya.

Melihat situasi ini, lantas masih perlukah peran seorang guru? Bukankah Google lebih hebat daripada guru?

Jika seorang guru diadu dengan Google dalam kecepatan mengartikan, jelas guru akan kalah telak. Lalu, bagaimana nasib seorang guru selanjutnya?

Perlu diingat bahwa seorang guru bukan hanya pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai pendidik yang memanusiawikan manusia menjadi sempurna.

Ilmu eling marang sangkan paraning dumadi (ingat akan tujuan kita diciptakan) menjadi bekal dasar seorang guru. Guru bukan sekadar pesaing dari Google sebagai alat mentransfer ilmu pengetahuan. Guru memiliki peran lebih untuk menyempurnakan kehidupan seorang pribadi agar serupa dengan Sang Khalik. Tidak hanya menjadikan siswa having, melainkan being.

Seperti dalam agama Hindu, guru bukan saja dinobatkan sebagai sang pembagi ilmu, tetapi sebagai tempat suci yang berisi ilmu (vidya). Hal ini semakin menguatkan peran guru yang sangat mulia.

Guru masih lebih unggul daripada Google karena guru mampu mengajarkan sisi humanis yang tidak dapat diberikan mesin pencari secanggih apa pun. Dalam kehidupan nyata tidak hanya diperlukan berlimpahnya ilmu pengetahuan dalam otak, tetapi juga sisi manusiawi agar bisa memanusiawikan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan memanusiawikan manusia saat berelasi dengan pribadi lain.

Bukan kebun binatang

Jika guru tetap sebatas mentransfer ilmu, sekolah tidak jauh berbeda dengan kebun binatang. Sebenarnya pendidikan bukanlah proses ”penjinakan”, tetapi ”peliaran”. Pendidikan kita seharusnya berusaha ”meliarkan”, memunculkan sifat manusiawi sebagai sifat dasar yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada makhluk yang diberi nama manusia.

Pendidikan bukanlah seperti kebun binatang dengan hiburan sirkus binatang di dalamnya. Di dalam kebun binatang terjadi proses domestikasi, yaitu membatasi kehidupan liar binatang. Akibatnya, sifat hewani tidak akan muncul dari dalam kebun binatang.

Jeruji, tembok pembatas, dan ransum makanan menjadi cara untuk domestikasi. Atraksi berbagai binatang yang sering kita jumpai di kebun binatang semakin meyakinkan pembatasan kehidupan mereka. Para binatang tidak lagi diajar untuk bisa survive di kehidupan hewani liarnya, tetapi justru diajar untuk melakukan tindakan-tindakan aneh.

Mana mungkin di tengah hutan ada monyet naik sepeda. Mana mungkin di tengah samudra yang penuh kompetisi dapat diatasi lumba-lumba karena kecerdasannya dalam mengerjakan soal penjumlahan.

Jika guru telah lupa untuk mengajarkan sifat manusiawi suatu ilmu pengetahuan dan memanusiawikan peserta didik, pendidikan yang terjadi tidak jauh berbeda dengan situasi di kebun binatang.

Pemahaman kita perlu disegarkan kembali bahwa teknologi hanyalah hasil akhir dari ilmu pengetahuan yang bersifat material, bisa rusak, bisa berubah, dan suatu saat bisa tidak bermanfaat. Karena itu, interaksi antarmanusia yang didasari kontak teknologi belaka akan terasa kering karena bersandar pada nilai material.

Pendidikan tidak dapat bersandar pada teknologi semata, melainkan juga harus melibatkan hati yang dimiliki setiap pribadi manusia.

Akhirnya ungkapan Charles Darwin akan semakin tepat dan survive jika dipadu dengan ungkapan indah Mariah Carey dalam lagunya yang berjudul ”Hero”: If you look inside your heart… you know you can survive. (Jika engkau becermin ke dalam hatimu, engkau tahu bahwa engkau bisa bertahan!)

R ARIFIN NUGROHO Guru SMA Kolese De Britto Yogyakarta

Get the new!

Berat rasanya menghadapi kenyataan bahwa semuanya mesti ditinggalkan. Apapun alasannya, yang jelas perasaan kehilangan itu sangat kentara terasa. Jika mesti memilih, aku tak ingin melambaikan tangan. Berlari kembali, memeluk mereka, dan tak ingin berpikir untuk pergi.
namun semua tentang masa depan. demi mereka, demi setiap orang yang menyayangiku dan pernah menyayangiku, dan aku ingin melakukan yang terbaik. bukan untuk mereka, tapi untuk diriku sendiri.
dan sekarang, aku tahu semua hal baru menanti di depanku. dengan tangan terbuka, mereka sedang menantiku. dan sekarang, aku tahu satu hal. aku akan mulai yan baru.